PREKFORALLDC – Hamas, yang merupakan akronim dari “Harakat al-Muqawama al-Islamiya” (Gerakan Perlawanan Islam), adalah sebuah organisasi Palestina yang memiliki aspek politik, militer, dan sosial. Didirikan pada tahun 1987, Hamas muncul sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin di Palestina, dengan tujuan utama membebaskan Palestina dan mendirikan negara Islam di wilayah yang saat ini meliputi Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza.

1. Latar Belakang:
Hamas didirikan pada masa Intifada Pertama, sebuah periode pemberontakan Palestina terhadap pendudukan Israel. Organisasi ini mendapatkan dukungan karena posisinya yang keras terhadap Israel dan komitmennya terhadap kesejahteraan sosial, melalui pembangunan infrastruktur dan layanan sosial untuk rakyat Palestina.

2. Aspek Militer:
Sayap militer Hamas, Brigade Izz ad-Din al-Qassam, bertanggung jawab atas berbagai aksi, termasuk serangan roket terhadap Israel, pembunuhan, dan serangan bunuh diri. Kegiatan ini telah menyebabkan Hamas dicap sebagai organisasi teroris oleh beberapa negara, termasuk Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

3. Kemenangan Pemilu dan Pengambilalihan Gaza:
Pada tahun 2006, Hamas memenangkan sebagian besar kursi dalam pemilihan legislatif Palestina, yang mengakibatkan konflik dengan Fatah, partai yang saat itu memegang kekuasaan. Setelah bentrokan berdarah, Hamas mengambil alih kendali Jalur Gaza pada tahun 2007, yang membawa ke wilayah tersebut kondisi isolasi dan blokade ekonomi oleh Israel.

4. Kebijakan dan Administrasi:
Di Jalur Gaza, Hamas bertindak sebagai pemerintah de facto dan telah menerapkan berbagai hukum dan program berdasarkan interpretasi hukum syariah. Selain itu, mereka juga berusaha membangun sistem pendidikan dan layanan sosial bagi penduduk setempat.

5. Hubungan Internasional:
Hamas memiliki hubungan yang kompleks dengan negara-negara lain di kawasan, termasuk Iran, yang diketahui menyediakan dukungan finansial dan militer, dan Mesir, yang peranannya berubah seiring dinamika politik internal Mesir. Hubungan dengan negara-negara Arab lainnya seringkali dipengaruhi oleh perselisihan regional dan pandangan mereka terhadap konflik Israel-Palestina.

6. Perdamaian dan Konflik:
Proses perdamaian antara Israel dan Palestina seringkali terhambat oleh tindakan dan kebijakan Hamas, yang tidak mengakui hak Israel untuk eksis. Di sisi lain, blokade yang diberlakukan terhadap Gaza telah memicu kritik internasional dan dianggap sebagai faktor yang meningkatkan ketegangan.

Hamas tetap menjadi pemain penting dalam konflik Israel-Palestina, dengan pengaruhnya yang besar di kalangan penduduk Palestina dan kontribusinya terhadap dinamika politik regional. Hubungan mereka dengan negara-negara lain dan berbagai kelompok di Palestina terus berkembang seiring dengan perubahan lanskap politik di Timur Tengah.